Blogger Tricks

Sunday, March 27, 2016

>>>JEMPOL

     Dalam era teknologi informasi, hal terpenting bukanlah akal melainkan jempol. Belum pernah ada masa di mana peranan jempol sebesar seperti sekarang. Smartphone telah mengambil alih kecerdasan manusia. Kini kita tak lagi membutuhkan kecerdasan, kita hanya butuh jempol. Bahkan, dengan satu jempolpun manusia moderen sudah mampu menghasilkan uang dalam jumlah besar. Dunia tak sekedar digenggam, dunia kini berada di ujung jempol manusia.
img.  Jempol
     Tulisan ini tak luput pula dari peranan dua jempol. Syukurlah otak penulis masih tetap berada di tempat semula, belum pindah ke jempol. Banyak pengguna smartphone mengandalkan pikirannya pada jempol. Meskipun memiliki otak, sebagian orang enggan menggunakannya. Toh gawai mereka sudah cerdas, jempol telah dirasa cukup untuk mewakili kecerdasan manusia. Jempol manusia kan masih cukup besar dibanding otak udang? Lagipula kita tak butuh terlalu banyak kecerdasan untuk sekedar menekan tombol share di gawai masing-masing. 
     Sayang disayangkan, kemajuan teknologi saat ini ditambah peranan jempol yang begitu dominan, manusia Indonesia cenderung lupa akan tujuan dibentuknya NKRI. Salah satu tujuan dibangunnya negeri ini  adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Mungkin kita menyangka kecerdasan gawai itu identik dengan kecerdasan bangsa. Kita meremehkan bahwa informasi sampah dan hoax amat banyak bertebaran di dunia maya, sehingga untuk menekan tombol share pada gawai pintar, selain memerlukan otot jempol juga membutuhkan filter nalar otak manusia. 
     Media sosial menjadi pilihan masyarakat moderen untuk memperoleh informasi alternatif di tengah arogansi berita media-media main stream. Repotnya, sumber utama dari berita yang beredar di medsos tak mudah dilacak, sehingga akurasi dan validitasnya pun tak bisa diandalkan. Kita boleh saja berharap mendapatkan berita berimbang dari media sosial, namun tetap saja filter dan sikap kehati-hatian sangat dibutuhkan agar berita yang ikut kita sebarkan tak membawa dampak negatif di tengah masyarakat. Kita harus memiliki kendali kuat pada jempol masing-masing. Jangan biarkan jempol bertindak sendiri tanpa koordinasi yang baik dari akal fikiran kita. 
     Jempol adalah indikator tingkat kecerdasan. Ia menggambarkan tingkat intelektualitas dan kedewasaan pemiliknya. Berhati-hatilah menggerakkan jempol anda, sebab jempol bisa jadi penentu apakah anda lebih cerdas daripada smartphone anda atau malah sebaliknya.

*****

No comments:

Post a Comment