Blogger Tricks

Wednesday, March 23, 2016

>>>DEPARPOLISASI

     Menarik untuk mengamati fenomena Pilkada di DKI Jakarta. Ahok memutuskan maju melalui jalur independen. Keputusan ini menuai polemik, muncul kekhawatiran bahwa Teman Ahok sedang melakukan  tindakan deparpolisasi. Sejauh itukah? Rasanya, ketakutan ini bukan saja berlebihan namun juga menunjukkan kepanikan partai-partai yang selama ini telah gagal dalam fungsinya untuk melahirkan bibit-bibit pemimpin berkualitas.
img.  Solidaritas
     Sudah menjadi rahasia umum bahwa partai bentukan orde baru hingga reformasi hanya mahir melahirkan petugas partai yang loyalitas utamanya sebatas pada partai dan tim sukses. Mereka hanya mampu melahirkan pemimpin boneka serta tokoh yang telah tersandera berbagai agenda dan kepentingan. Partai telah gagal mencerdaskan dirinya sendiri, bagaimana bisa mencerdaskan rakyat? Partai sekedar wadah untuk melakukan transaksi politik sekaligus bisnis berskala besar. Partai sendirilah yang telah melakukan deparpolisasi itu. 
     Sikap sedikit berbeda ditunjukkan oleh Nasdem. Partai ini memberikan dukungan tanpa syarat pada Ahok meskipun ia tak berasal dari kader partai. Satu partai lagi yang sepakat mendukung Ahok adalah partai baru PSI, partainya anak muda. Kedua partai ini berusaha mengambil jarak dari kebiasaan partai-partai lama yang cenderung berwatak transaksional (politik dagang sapi). 
     Idealnya, partai akan lebih mengutamakan kaderisasi disertai kemapanan dalam doktrin ideologi. Mereka mengasah nalar dan logika berpikir, bukan sebaliknya menjadi pembebek dan loyalis sempit. Partai masa depan juga  dituntut agar selalu peka terhadap persoalan nyata dalam masyarakat, bukannya malah sibuk menghitung untung rugi perusahaan. Partai adalah instrumen politik, bukan instrumen ekonomi. 
     Jika seorang kontestan memilih jalur independen untuk maju sebagai calon kepala daerah, tidak serta merta berarti telah terjadi upaya deparpolisasi. Partai-partai itulah yang seharusnya bisa bercermin, apakah mereka selama ini telah benar-benar menjalankan fungsi kepartaian sebagaimana mestinya. Bukankah ide jalur independen muncul setelah melihat kegagalan partai-partai di masa lalu? 
     Mereka sendirilah yang seharusnya bisa mencegah proses deparpolisasi dalam sistem kepartaian kita. Mereka harus bisa menunjukkan bahwa partai adalah tempat untuk memperjuangkan ideologi, bukan tempat bagi para pencari kerja atau broker proyek. Mereka perlu membuktikan bahwa deparpolisasi itu tak pernah ada dalam kamus perpolitikan negeri ini. Lagipula,  deparpolisasi bukanlah momok yang disebabkan oleh kehadiran seorang calon dari jalur independen.

*****

No comments:

Post a Comment