Blogger Tricks

Thursday, November 10, 2016

>>>NAIK KELAS (1)

     Momen PILPRES dan PILKADA adalah ajang untuk menguji kedewasaan kita dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam momen tersebut seluruh perhatian dan interaksi sosial terpusat pada sosok calon-calon pemimpin negeri. 
     PILKADA merupakan indikator kedewasaan kita dalam menentukan pilihan terhadap sesuatu. Apakah perbedaan Anak Kecil, Orang Dewasa dan Manusia Mapan saat menentukan pilihan-pilihan mereka?
     Anak Kecil menentukan pilihan berdasarkan rasa. Like and dislike. Anda cukup memberi "permen" untuk mendikte keputusan mereka. Pemilih yang menentukan calon pemimpin berdasarkan filosofi Wani Piro masuk dalam kategori ini. Mereka tak butuh informasi apa-apa tentang calon yang bakal dipilihnya. Maklum, wawasan dan kecerdasan mereka memang masih berada di level terbawah. Asal masih bisa makan, semua aman-aman saja. 
     Orang Dewasa menentukan pilihan melalui serangkaian analisa dan pengamatan. Mereka menggunakan nalar rasional. Tingkat pendidikan yang cukup membekali mereka kemampuan analisis dan sintesa memadai untuk menentukan pilihan. Rekam jejak Sang Calon sangat berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan pada kelompok ini. Mereka mandiri dan relatif sulit didikte. 
     Kelompok ketiga; Manusia-manusia Mapan, adalah warga negara berjiwa merdeka, arif, bijaksana dan berwawasan luas. Mereka mungkin tak memiliki tingkat pendidikan formal yang tinggi. Namun pengalaman hidup telah mengajarkan kepada mereka bahwa segala sesuatu memiliki isi dan kemasan. Mereka fokus pada isi, bukan kemasan. Pilihan mereka bisa saja mengejutkan kelompok orang dewasa.  
     Dalam kasus memilih permen, anak kecil cenderung akan memilih yang kemasannya paling menarik. Orang dewasa mengamati dengan cermat sebelum memilih. Ia bisa saja memilih permen dengan bungkus menarik, namun tetap terbuka peluang besar untuk memilih yang lain.  
     Manusia Mapan mungkin nampak tak beretika. Mereka akan mengupas seluruh bungkus permen yang ada sebelum menentukan pilihan. Bungkus bukanlah esensi, ia hanyalah pemanis pandangan. Manusia mapan tak akan pernah terjebak modus penipuan membeli kucing dalam karung. Mereka sangat mandiri dan berjiwa merdeka. 
     Tahapan Pilkada (DKI) barulah berada pada tahap penentuan calon. Namun gelegar hiruk pikuk pertarungannya telah gegap gempita. Seperti biasa, calon yang berasal dari golongan minoritas akan dengan sangat mudah menjadi sasaran tembak. 
  1 | 2  

No comments:

Post a Comment