Blogger Tricks

Sunday, June 21, 2015

>>>AHOK dan SUKARNO - 1

     Ahok dan Sukarno adalah dua sosok berbeda jaman. Meskipun sangat jauh untuk membandingkan keduanya tetap saja ada hal menarik untuk diamati. Sebut saja gaya meledak-ledak Ahok dalam mengekspresikan ide-idenya yang mengingatkan kita  pada sosok Bung Karno. Kontras terhadap karakter Jawa Jokowi juga membuat Ahok semakin mudah teringat dalam pikiran bawah sadar kebanyakan orang.
img.  Basuki "AHOK" Tjahaya Purnama
     Kualitas seorang pemimpin salah satunya dapat kita nilai pada keserasian kata dan perbuatan. "Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata", ujar Rendra. Meskipun memiliki banyak nilai positif, karakter seorang Ahok memiliki potensi kuat untuk "melukai" diri sendiri. Kata-kata keras yang mudah terlontar akan menjadi "debt collector" bagi realisasi ucapan agar menjelma menjadi tindakan. Kata-kata yang telah terlontar tak dapat hilang begitu saja walaupun telah dibersihkan dengan beribu kata maaf. Mulutmu adalah harimaumu.

     Dalam budaya Jawa, tutur kata adalah indikator utama kesantunan. Berbeda dengan karakter Batak atau Bugis Makassar, pada umumnya kata-kata keras seorang pemimpin sangat mudah dipersepsikan oleh masyarakat Jawa sebagai sebuah kekasaran dan ketidaksantunan. "Go to hell with your aid" adalah kalimat yang tak pantas diucapkan oleh seorang "Raja", apalagi jika hal tersebut kita kaitkan dengan kultur ke-Jawaan. Anehnya, ketika seorang Bung Karno mengucapkannya, segenap rakyat Indonesia tak lagi mempermasalahkan tingkat kesantunan rangkaian kata-kata itu. Konteks nasionalisme dan fanatisme kebangsaan telah menetralisir sikap ketidaksantunan tersebut. Konteks atau perspektif dan cara pandang menjadi penting untuk membedakan sebuah sikap hanya dianggap keras atau malah kasar.

     Ahok dan Sukarno, dengan karakter keduanya, memiliki kemampuan untuk menciptakan sebuah perubahan. Pemimpin memang haruslah seorang berkarakter kuat, keras kepala, namun mampu membatasi diri untuk tidak bersikap arogan. Sikap arogan adalah kuasa yang membabi buta. Pengenalan masalah serta penerapan solusi terukur membedakan sebuah sikap keras dari kemungkinan arogansi kekuasaan.
Bersambung.. 


No comments:

Post a Comment