Blogger Tricks

Tuesday, June 28, 2016

>>>025 AADB2

     Made kembali mengamati kalung misterius di tangan kekasih. Perlahan pandangannya bergerak ke atas, ke wajah Helena. Made terkesima memandang wajah Sang Kekasih. Ia nampak cantik dan begitu mempesona. Apakah aura mustika sedang larut menyebar ke wajahnya? Belum pernah Helena terlihat semenarik ini hingga membuat Made gugup dan lupa bahwa ia masih sedang menyetir mobil. Sebuah kelalaian yang bisa berakibat fatal. Bon-Bon cemas menyaksikan gelagat Made.
"Awaaass...!!" 
"Ciiiiiiiittt....!!" Terdengar suara ban berdecit di permukaan jalan. Made menginjak rem secara refleks mendengar teriakan Bon-Bon. 
"Awaassss....!!" Helena ikut berteriak kencang setelah juga menyaksikan sebuah kendaraan melaju sangat kencang ke arah mereka. Made baru menyadari apa yang membuat Bon-Bon dan Helena berteriak panik. 
img.  Bulatan cahaya
     Sebuah cahaya mirip dua buah lampu mobil melesat begitu cepat dari arah depan. Hanya berkas cahaya saja yang terlihat. Meski mentari telah meninggi, kedua cahaya terang masih terlihat menyilaukan. Bahkan, mobil yang melesat dari arah Utara itu tak nampak sama sekali, tenggelam oleh bulatan cahaya. Ketiga sahabat menundukkan kepala ke dasar mobil, tak lagi mampu membayangkan apa yang akan menimpa. Pikiran terburuk memenuhi benak mereka. Cahaya tanpa suara melesat cepat menembus mobil. Benturan keras sesaat lagi akan terdengar. 
     Aneh! Tak ada sesuatu yang terjadi. Hening! Senyap! Tak ada apa-apa. Bon-Bon, Made dan Helena perlahan membuka mata, mengumpulkan kesadaran, mengangkat kepala dan berusaha mengamati sekeliling mereka. 
"Oh, my God..!!" Helena terperanjat kaget. Ia tak percaya pada pengelihatannya sendiri. Bon-Bon dan Made masih terdiam, menahan nafas, bingung, saling tatap, kembali mengamati sekeliling, lalu menyempurnakan posisi duduk mereka di kursi masing-masing. 
     Di luar sangat gelap. Apakah mereka telah kembali ke alam semula? Sebelum bola cahaya menabrak mereka, mentari baru saja terbit. Kini, sinarnya tak lagi nampak. Hanya ada kegelapan. Made menyalakan lampu mobil, ada sebuah jembatan kecil terlihat di depan sana. Jembatan yang pernah mereka lewati saat akan menuju Pura Uluwatu. 
"Bukankah ini jembatan yang terakhir kita lewati sesaat sebelum kita nyasar ke dimensi lain?" Made sangat hapal ciri-cirinya. "Tapi kita berada di arah berlawanan!" 
"Iya, kamu betul, Made. Kita mengarah ke Denpasar saat ini." Helena membenarkan Made. Ia merasa begitu gembira, mereka telah kembali ke alam semula. Helena menyerahkan kalung mustika yang masih berada di tangan kepada Bon-Bon. 
"Hey..! Warnanya menjadi merah!" Bon-Bon terkejut saat lampu di dalam mobil menyala. Made menyalakan lampu, bermaksud mengamati kondisi di dalam mobil. 
     Made dan Helena menoleh ke arah kalung. Ketiganya saling bertatapan, meminta penjelasan tentang fenomena aneh di depan mata. Bon-Bon dan Made menggeleng, mereka tak punya penjelasan apa-apa. 
"Ini sudah pasti..! Ini adalah batu aneh! Berwarna putih kebiruan saat kita tersesat, berwarna merah saat kita kembali." Helena menghubungkan perubahan warna mustika dengan pertukaran dimensi yang mereka alami. 
     Suasana kembali hening. Masing-masing hanyut dalam berbagai  pertanyaan tentang peristiwa yang baru saja mereka alami. Bon-Bon hampir yakin, kalung mustika itu adalah benar-benar mustika penawar waktu yang selama ini ia cari-cari. Namun ia belum tahu cara dan syarat pengunaannya. Bon-Bon hanya ingat, sesaat sebelum mereka berpindah dimensi, Helena terlihat mengusap-usap permukaan mustika. Bon-Bon belum akan membahasnya bersama dua sahabat. Butuh waktu dan suasana tepat untuk membicarakan hal ini.

No comments:

Post a Comment