Menu: Presiden di Republik Indonesia
om Pitok: “Pemimpin adalah gambaran dari masyarakat yang dipimpinnya. Jika saat kemarin masyarakat sedang galau maka lihatlah pemimpin yang mereka hasilkan.”
bang Tiyo: “Kalo menurut pemantauan ane nih, kalo presiden sekali-kali galau wajar aje. Kan masalah bangsa kite begitu berat dan bejibun..?”
mas Burjo: “Betul juga, bang. Makanya kalo dulu sempat muncul RIS (Republik Indonesia Serikat), sekarang ini kita berada dalam sebuah negeri bernama ‘RIG’. Republik Indonesia Galau.. ha ha ha...” disambut tawa ketiganya.
om Pitok: “Jadi, mungkin bangsa kita nggak usah sibuk-sibuk mencari dan mengamati calon-calon pemimpinnya. Karena kalau masyarakat kita sendiri memutuskan pemimpin pilihannya berdasarkan uang, lihatlah para pemimpin dan perwakilan mereka kelak yang pikirannya ngga jauh-jauh dari bagaimana mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk mengembalikan modal serta mengais keuntungan di atas penderitaan rakyatnya...”
mas Burjo dan bang Tiyo merenung dan masih menimang-nimang apakah uang-uang yang telah mereka terima tempo hari berhasil dan sukses memperdaya nuraninya. Sementara itu lalat-lalat nakal mencuri kesempatan menyerubut kopi manis dalam gelas yang masih terpegang.
No comments:
Post a Comment