Kecerdasan bukanlah keahlian mengemas persepsi tapi keterampilan mengasah nalar. Jati diri manusia ada pada nalar dan pola pikir, bukan pada persepsi orang luar terhadap pribadi seseorang. Mencerdaskan kehidupan bangsa berarti membekali anak bangsa dengan kemampuan nalar dan daya pilah yang tajam terhadap segala informasi yang membanjiri panca indera manusia.
img01. Masyarakat Cyber
Seperti halnya makanan dan minuman, maka nutrisi otak berupa informasi yang masuk ke dalam pikiran pada era masyarakat cyber saat ini, juga harus dipilah dengan cermat. Jika seluruh informasi masuk tanpa filter yang baik maka kepala anak bangsa akan dipenuhi sampah-sampah beraroma busuk menyengat. Lihatlah segelintir politikus tanah air yang tanpa malu memamerkan sampah-sampah pikiran secara mencolok hanya untuk sejumlah imbalan ke dalam kantong gendutnya. Segelintir media pun menyorot mereka bak pahlawan pembela kebenaran.
Bangsa yang cerdas tak mungkin akan membiarkan dirinya terus menerus dibodohi selama 70 tahun. Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang membekali rakyatnya dengan pisau hati dan belati pikiran. Ia harus mampu menyadari dan mencerna segala situasi dan informasi di setiap denyut kehidupan rakyatnya. Bukan malah terombang-ambing oleh arus dan gelombang informasi yang tiada henti.
No comments:
Post a Comment