Blogger Tricks

Sunday, June 30, 2013

>>>REVOLUSI TELAH GAGAL

     -Segalanya akan indah pada waktunya-. Revolusi telah gagal, ya... revolusi, sebuah semangat dari para pendiri bangsa untuk berusaha meraih cita-cita kebangsaan secepat mungkin. Teks proklamasi mendorong segala usaha peralihan kekuasaan dilakukan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Sebuah bentuk ‘Euforia’ dari sebuah bangsa yang telah beratus-ratus tahun berada dalam ketidakberdayaan dan penindasan. Sebuah kewajaran yang alami dan sangat manusiawi. Samudera luaspun akan menyaksikannya tanpa riak dan gelombang.
img.  Revolusi Belum Selesai
     Tidak ada yang salah dengan Revolusi. Bung Karno telah menyaksikan dan mengamati berbagai macam revolusi yang terjadi di seluruh dunia. Sebuah negara bahkan mengalaminya lebih dari sekali untuk menuju sebuah bangsa yang maju dan mapan. Bung Karno menyebut bahwa kita berusaha mendesakkan revolusi-revolusi itu ke dalam satu waktu dan dalam ‘tempo yang sesingkat-singkatnya’ itu. Sehingga dua atau tiga buah revolusi yang disatukan pada saat yang sama tentulah akan membawa dampak yang luar biasa. Walaupun Revolusi di Cina dianggap berhasil oleh Pramoedya Ananta Toer (1956), kegagalan revolusi di Indonesia bukanlah sebuah kesalahan.
     Masyarakat Cina adalah sebuah struktur yang relatif homogen dalam sebuah wilayah dataran yang luas. Sebaliknya, Indonesia merupakan negara heterogen dengan pulau-pulau  yang tersebar di segenap penjuru Nusantara. Belum lagi posisi geopolitiknya yang kritis. Indonesia ibarat sebuah sekat yang membatasi dua faham serta ideologi berbeda dan saling bertentangan (Komunis dan Imperialis). Faktor internal dan eksternal saat itulah yang akhirnya memaksa Ibu Pertiwi untuk mencari cara lain dalam usaha merawat dan membesarkan anak-anaknya dengan berkaca pada alam semesta, “Segalanya akan indah pada waktunya”.

No comments:

Post a Comment