Sudah menjadi hukum alam bahwa siklus dalam sebuah ekosistem akan terus
berjalan sebagai sebuah dinamika kehidupan yang telah ditetapkan oleh-Nya.
Interaksinya bisa digambarkan sebagai sebuah rantai makanan. Kematian satu
species akan berarti kehidupan bagi species lainnya. Dalam skala lebih besar dapat
dengan mudah kita saksikan bahwasanya ideologi dan faham-faham yang ada akan
saling memangsa satu sama lain. Demikian pula halnya terjadi dengan faham atau
ideologi Pancasila sebagai ruh Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kondisi lemah menjadi prasyarat sebuah individu atau kelompok untuk
menjadi mangsa bagi yang lain. Maka dapat difahami jika ideologi Pancasila
dalam keadaan tidak berakar dengan baik dalam diri bangsanya dengan mudah akan
menjadi santapan lezat bagi mereka-mereka yang berfaham sempit dan radikal.
Baik yang bersumber dari kekuatan dalam negeri sendiri apalagi faham-faham yang
berasal dari negara luar.
Piala yang diperebutkan oleh faham dan ideologi ini tak lain adalah
sebuah hal bernama “Penguasaan sumber-sumber ekonomi” yang dalam dunia hewan
disebut dengan makanan atau mangsa untuk menyambung hidup. Begitulah faham dan
ideologi sempit tercipta, dengan menggunakan kacamata binatang, tanpa jiwa dan
tanpa rasa perikemanusiaan.
No comments:
Post a Comment