Dalam setiap perjalanan dibutuhkan sebuah arah, dan kemudian harus dilengkapi dengan sebuah petunjuk ke mana arah yang akan dituju tersebut. Petunjuk arah yang dimaksud berfungsi untuk menyaring segala informasi dan hanya akan menggunakan informasi tertentu agar perjalanan tetap dalam rel sebenarnya.
image 01 : Kompas dan Perjalanan
Salah satu hal yang banyak berperan sebagai penunjuk arah ini adalah logika dan cara berpikir kita sendiri. Saat kita akan mengarah ke Barat maka tentu logika akan menghantarkan kita menyusuri perjalanan ke arah ufuk tenggelamnya matahari. Sebab logika kita dituntun oleh kesadaran bahwa matahari memang terbenam di ufuk Barat. Dan logika ini juga menjelaskan bahwa jika kita hendak mengarah ke Timur maka perjalanan harus dilakukan ke arah yang berlawanan dengan titik tenggelamnya matahari.
Logika ini secara tidak sadar
menuntun kita untuk segera memutuskan
dengan mudah
bahwa seseorang yang tidak setuju terhadap suatu hal
akan berarti
bahwa orang bersangkutan membenci hal tersebut.
Dan sebaliknya jika kita tidak
menolak sesuatu
maka dengan seketika
kita bisa dianggap menyenanginya.
Cara berpikir demikian banyak digunakan untuk mengarahkan atau menggiring sesuatu terutama dalam hal-hal yang bersifat sensitif. Saat Bung Karno menolak untuk membubarkan sebuah partai maka dapat dengan mudah kita berprasangka bahwa beliau adalah loyalis partai tersebut. Atau dalam hal menolak poligami maka seseorang yang tidak setuju dengan penolakan ini akan segera dicap sebagai pendukung poligami. Contoh-contoh lain tentu bisa ditemukan terutama dalam hal mempertentangkan dua hal yang ekstrim dan sensitif.
Penggunaan azas seperti ini berpotensi menuntun seseorang menuju arah yang salah alias kesasar. Sebab di antara pilihan Barat atau Timur kita masih bisa mengatakan Utara atau Selatan, di antara pilihan ke atas atau ke bawah maka kita bisa memilih untuk bergerak ke samping. Dan di antara memilih maju atau mundur kita dapat bergerak naik ataupun turun, boleh juga bergeser ke kanan dan ke kiri atau bahkan hanya sekedar diam di tempat.
image 02: Petunjuk Jalan (?)
Dengan menjebak diri sendiri pada pengelompokan segala hal dalam hanya dua kemungkinan saja maka saat tujuan hakiki kita adalah ke Utara kita akan kesasar dan terus berputar-putar ke tempat semula, sebab kita bergerak pada lintasan yang sama dan segaris saja, kalau bukan ke Barat ya berarti ke Timur....!!
No comments:
Post a Comment