>>>KEBAHAGIAAN ITU RASA

     Merasa bahagia, berpikir bahagia, terlihat bahagia. Di manakah kebahagiaan hakiki itu..?? Apakah pada pengelihatan, pikiran atau perasaan..? Seseorang mungkin akan merasa bahagia saat segala sesuatu di dalam benaknya telah terpenuhi. Atau ketika segala hal yang ingin dimiliki telah terpampang di depan mata. 

img. Kebahagiaan itu rasa

     Namun, apa yang terjadi saat pandangan mulai terganggu dan pikiran tak lagi sempurna? Nyatanya kebahagiaan yang bersandar pada materi dan persepsi hanyalah ilusi. Ia hanya dapat dinikmati oleh indra manusia. Saat sendiri di keheningan dan kegelapan, kebahagiaan semu tadi menghilang dan sirna. Materi dan persepsi manusia tak ternikmati lagi. Berbeda halnya jika kebahagiaan itu kita simpan dalam rasa. Sebab ia akan menyertai kemanapun kaki melangkah.

     Kebahagiaan sejatinya adalah perkara rasa, bukan indra dan pikiran. Indra memerlukan organ perasa, pikiran membutuhkan logika serta input data. Sementara rasa hanya membutuhkan getaran atau vibrasi alam. Rasa tak butuh data, sentuhan, tatapan, rangsangan dan segala interaksi fisik maupun pikiran. Bahkan di dalam keheningan dan kegelapan, kebahagiaan itu masih akan lekat dalam rasa manusia.

     Seseorang yang mencari sumber kebahagiaan dari materi dan persepsi akan memperoleh kebahagiaan semu dan sementara. Perhiasan, mobil, rumah, tanah, sawah, kebun, tambang hingga pulau pribadi sudah pasti memberi kebahagiaan kepada pemiliknya. Tapi dapatkah kita menjelaskan rasa bahagia yang diperoleh seorang dermawan ketika menyumbangkan sebahagian harta bendanya kepada fakir miskin? Padahal di saat bersamaan ia sedang kehilangan miliknya? Itulah kebahagiaan sejati, yang hanya melekat dalam rasa.