Negara seharusnya mewaspadai segala bentuk pemusnahan dan penghilangan data, bukti arkeolog, situs sejarah maupun ajaran masa lalu nenek moyang nusantara. Amnesia sejarah terbukti menjadi penyakit kronis bangsa ini. Bung Karno sangat peduli terhadap hal tersebut. Sejarah sebuah bangsa adalah patron bagi generasi penerus untuk menentukan sikap terhadap berbagai persoalan kebangsaan.
img. Situs Gunung Padang, Cianjur - Jawa barat |
Industri dan modernisasi adalah beberapa alasan yang biasa digunakan untuk memberi cap legal bagi usaha penghilangan dan penghancuran situs-situs sejarah. Walaupun dampaknya lebih kecil dari modus perang dan ekspansi di Timur Tengah, namun upaya sistematis untuk menjauhkan anak bangsa dari sejarah agung para leluhur seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah saat ini dan di masa-masa yang akan datang.
Generasi buta sejarah akan tercerabut dari jiwa dan semangat para pendahulunya. Mereka tak mampu merasakan kepedihan perjuangan dan pengorbanan leluhur untuk mewariskan sebuah bangsa merdeka bagi generasi mendatang. Mereka akan merasakan bahwa kemerdekaan datang begitu saja bagai hujan turun dari langit. Rasa syukur dan terimakasih menjadi barang langka. Hidup hanya untuk hari ini, biarlah generasi pelanjut berkutat dengan masalahnya sendiri.
Sejarah itu akar bagi sebuah pohon. Pohon besar tentu memiliki akar kuat dan menghujam jauh ke dalam tanah. Bangsa besar adalah bangsa yang memelihara dan memberi perhatian khusus pada sejarah para leluhur mereka. Boleh jadi masalah berat bangsa Indonesia saat ini bersumber pada pemahaman sejarah yang lemah atau keliru dalam benak anak negeri. Manipulasi sejarah berperan penting terhadap segala kekisruhan dan kebingungan para pemimpin saat mengelola sebuah bangsa sebesar Indonesia. Mari bersama mewaspadai amnesia sejarah bangsa kita.
No comments:
Post a Comment