Sabang hingga Merauke, itulah bentang rangkaian pulau-pulau besar dan kecil dalam bingkai Nusantara kita. Terhampar indah mengukir samudera biru, melukis hamparan laut di sepanjang garis katulistiwa. Meski Indonesia telah merdeka sejak tahun 1945, Papua baru secara resmi menjadi bagian wilayah NKRI pada tahun 1963.
Sebuah
fakta, bahwa Papua, selain Timor-Timur yang pernah masuk sebagai teritori
Indonesia, adalah tergolong wilayah-wilayah dengan laju pembangunan paling
tertinggal dibanding wilayah lain di Nusantara. Selain faktor sejarah,
kebijakan Negara selama ini memang terlihat kurang memberi porsi ideal bagi kemajuan dan perkembangan wilayah
Papua. Untung saja keadaan ini tak lagi berlarut-larut.
Pembangunan
telah mulai terasa dengan selesainya beberapa proyek jalan, jembatan, pelabuhan
maupun bandara di Jayapura, Manokwari, Sorong dan Merauke. Jalan utama
penghubung antar propinsi pun tengah dibangun secara masif. Sebentar lagi,
warga Papua akan setara dengan saudara-saudara mereka dalam merasakan nikmat
kemerdekaan yang telah lama diproklamasikan itu.
Kondisi
masyarakat tradisional Papua menjadi pekerjaan rumah serius bagi usaha-usaha
pemerataan pembangunan di wilayah ini. Kebiasaan hidup di pedalaman dalam jangka
waktu lama ikut memperlambat proses adaptasi mereka terhadap pola hidup maupun
tatanan perilaku masyarakat perkotaan. Namun semua itu tak akan menjadi kendala
jangka panjang, mengingat minat mereka dalam hal pendidikan cukup tinggi. Orang
Papua moderen adalah termasuk penutur Bahasa Indonesia yang paling baik yang
pernah ada di negeri ini. Salut buat mereka.
Sebagai
“anak bungsu”, Papua dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan Negara
dalam rangka mewujudkan Sila Kelima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia. Saat segala bentuk kemajuan peradaban menjelma dan
terpampang nyata di wilayah Papua, maka saat itu pulalah Negara telah berhak
merayakan keberhasilan dalam rangka mewujudkan cita-cita Proklamasi 1945.
Hal ini
menjadi penting, sebab kita adalah termasuk Negara merdeka paling awal setelah
Perang Dunia II berakhir, namun juga paling terlambat dalam upaya menyejahterakan
kehidupan seluruh warganya. Papua, dengan Sumber Daya Alam melimpah, saat
Sumber Daya Manusianya telah sejajar dengan saudara-saudara mereka di Jawa,
Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dll. Maka ia akan menjadi sesuatu yang
mengagumkan, sesuatu yang ditunggu dan dinanti-nanti oleh para pendiri
bangsa. Papua, bagai Berlian di Gerbong
Terakhir.
Semoga
kendala politis dan kerikil-kerikil lain tak lagi ada di depan kita.
Bersatulah..!!! Majulah Papua, Jayalah Indonesia…!! Selamat datang tahun baru
2020. Selamat datang Indonesia Raya.
Merauke, Desember 2019
@djasMpu
No comments:
Post a Comment