Blogger Tricks

Sunday, March 1, 2015

>>>REVOLUSI PASCA INDUSTRI

     Revolusi industri adalah sebuah awal ketika kita menukar harga manusia dengan nilai sebuah produk. Kapitalisme adalah sebuah pandangan materialistik yang menilai sebuah benda hanya dari sisi ekonominya belaka. Pandangan ini mendapat reaksi berlawanan dari kaum sosialis yang lebih mengutamakan manfaat sosial dari setiap produk industri namun meniadakan ciri individual para pelaku ekonomi serta faktor eksternal dari luar manusia (Tuhan). Pancasila dalam sila kedua merupakan momen keseimbangan dari kedua faham tersebut.

     Kemanusiaan yang adil dan beradab. Humanity, sebuah kata yang menyiratkan nilai manusia di atas seluruh benda dan makhluk apapun di muka bumi. Tuhan sendiri mengungkapkan bahwa manusia adalah sosok ciptaan paling sempurna. Keadilan adalah ukuran obyektif untuk menilai sebuah hakikat kemanusiaan. Sedangkan adab adalah cara mulia dalam pengelolaan hubungan antar manusia maupun dengan alam sekitar.
img01. Daur Ulang Revolusi Industri
     Slogan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dari modal sekecil-kecilnya adalah jebakan bijak kaum kapitalis. Hubungan antar manusia akan selalu diukur pada seberapa besar potensi seseorang bagi keuntungan finansial mereka. Nilai manusia setara dengan nilai mata uang. Artinya manusia lain tidak lebih mulia dari nilai sebuah mata uang. Kaum sosialis berusaha menempatkan manusia pada derajat yang lebih mulia. Sayangnya, kolektivisme yang dirangkul mengurangi atau bahkan meniadakan watak individu setiap manusia. Satu-satunya persamaan kedua faham di atas adalah keduanya melepaskan urusan Tuhan dari seluruh bidang kehidupan manusia. Tuhan adalah urusan yang berbeda. Kaum sosialis bahkan cenderung meniadakan eksistensi ketuhanan dalam pandangan mereka.

     Manusia Pancasila yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa adalah sebuah sosok manusia paripurna. Sosok integral yang menjadikan ketuhanan sebagai inspirasi bagaimana seorang manusia berperilaku terhadap sesamanya. Ketika revolusi industri ternyata merupakan awal ketidakstabilan bumi dan penghuninya, kemudian kaum sosialis tak juga berhasil mengangkat derajat kemanusiaan, maka saatnya sebuah revolusi pola pikir umat manusia diformulasikan guna menutupi kekurangan-kekurangan yang ada.

     Sudah saatnya manusia kembali mempertanyakan eksistensinya, untuk apa mereka diciptakan oleh Sang Khalik. Tak lain adalah untuk menjadi khalifah di Bumi. Manusia, terlepas di manapun dia dilahirkan, diberi tanggungjawab mengelola dan memelihara bumi dengan cara-cara yang adil dan beradab. Industri hanyalah mesin, manusia sendirilah yang harus mengendalikan arah dan perkembangannya. Otak manusia harus dibimbing oleh sebuah kesadaran bahwa segala tindakannya haruslah membawa manfaat bagi manusia maupun bumi secara global. Ia tak boleh parsial dan geosentris. Bumi adalah satu kesatuan yang utuh. Di bagian manapun manusia membuat kerusakan, itu seharusnya berarti kerusakan pula bagi semuanya.


No comments:

Post a Comment