Blogger Tricks

Sunday, May 17, 2015

>>>SEJARAWAN ITU VVIP - 1

     Manusia adalah makhluk cerdas. Andai saja sejarah tercatat dengan benar, maka tak akan ada kerusakan di muka bumi. Kita tercipta dengan talenta hebat dalam menemukan sebuah solusi. Namun sejarah yang buram membuat pengambilan keputusan para pemimpin berputar-putar tak tentu arah. Akurasi sejarah dan data kepurbakalaan adalah benang merah kebenaran.
     Sekelompok orang cerdas menggunakan kecerdasan mereka untuk mengotori sejarah dengan imajinasi dan niat buruk. Hal ini terjadi di mana saja. Kebenaran terkadang pahit, hingga perlu disesuaikan dengan selera para penulis sejarah. Sejarah hampir selalu ditulis oleh para Pemenang (perang). Bagian menguntungkan selalu diekspos penuh drama sedangkan yang merugikan akan dikerdilkan atau bahkan dihilangkan sama sekali. History menjadi His Story.
img. Sejarah = His Story = History
     Di sinilah posisi strategis seorang sejarawan. Kejujuran mereka akan membantu pihak lain dan manusia secara umum untuk bertindak naluriah dan alami menuju arah yang lebih baik. Namun, demikian pula sebaliknya, manipulasi sejarah akan membuat generasi penerus sebuah bangsa tak akan mampu menentukan arah pasti bagi perjalanan bangsanya.

     Sudah banyak terungkap bahwa sejarah NKRI telah banyak dipelintir untuk kepentingan sebuah rezim penguasa. Bung Karno telah menekankan perlunya sebuah bangsa berpedoman pada sejarah. Sejarah harus diwariskan sebagai harta karun kejujuran pada generasi penerus. Sebab hanya dengan cara itulah bangsa ini dapat tetap berada dalam rel perjuangannya. Kekeliruan sejarah akan membawa generasi penerus pada penyimpangan arah dari tujuan yang telah diformulasikan oleh para pendiri bangsa.

     Seekor bayi singa saat tumbuh besar dan disusui oleh induk anjing atau kucing, akan kehilangan jati diri sebagai raja hutan. Bayi singa, buta akan sejarah spesiesnya sendiri. Ia tak akan pernah memiliki karakter seekor singa. Sejarah bagi makhluk hidup manapun adalah patron bagi sikap dan karakternya di masa depan.
Bersambung.. 


No comments:

Post a Comment