Blogger Tricks

Wednesday, August 19, 2015

>>>EKSTRIM TENGAH - 1

"Haahh..?? Ada juga toh..? Apa ekstrim kiri dan kanan belum cukup..??" 
"Ya, suka-suka penulis dong.. he he... " 
"Tapi hati-hati mas, itu bisa dikategorikan radikal juga lho..! Segala yang radikal itu berbahaya, berpotensi menyulut konflik..!!" 
"Menyulut apaan..? Wong, kita lagi bawa air, bukan api kok..?!! Wekk..!!".
*****
     Ekstrim tengah bisa dimaknai sebagai kehendak kuat untuk menjadikan segala hal selalu berada pada titik keseimbangannya, sebagaimana kodrat alam semesta karya hebat Sang Pencipta yang serba seimbang ini. Uniknya, keseimbangan di alam semesta cenderung bersifat asimetris. Artinya tak selalu berada di antara dua hal berlawanan atau berhadap-hadapan. Alam semesta sesungguhnya tak mengenal siang dan malam, yang ada hanyalah keseimbangan serta konsistensi rotasi bumi pada sumbunya. Tak ada langit dan bumi, sebab di luar sana galaksi mengapung stabil di antara ruang gelap semesta. Dialektika manusia ternyata nampak kabur saat mengurai keluasan ciptaan Tuhan. Yang nampak hanya satu hal, seimbang..!!
img.  Ekstrim Tengah
     Dunia moderen membimbing manusia untuk menghargai ilmu pengetahuan. Tak ada yang aneh dengan hal tersebut. Sayangnya, ilmu moderen semakin membatasi pengetahuan dalam medium teks, tulisan, jurnal dan buku semata. Sebab hanya segala sesuatu yang tercatat sajalah bisa dianggap valid serta bernilai pengetahuan.
     Selain tekstual, pengetahuan moderen juga amat dialektis, menganggap segala sesuatu harus dan pasti akan selalu berpasangan. Prinsip ini semakin kuat dengan pesatnya perkembangan teknologi digital. Dunia digital hanya mengenal angka 0 dan 1, yes or no, masuk atau keluar, kiri dan kanan, Barat serta Timur, atas juga bawah, serta dikotomi dan bentuk-bentuk saling berlawanan lainnya.  Padahal, pengetahuan tentang alam semesta sesungguhnya tidak hanya terpaku semata kepada hal-hal tersebut .
     Antara angka 0 dan 1 sesungguhnya terdapat nilai 0,5. Di tengah yes or no terdapat kata "or". Demikian pula di antara masuk atau keluar terdapat pilihan "atau". Dan, kenyataannya, saat para pejuang kemerdekaan memekikkan kata merdeka atau mati, generasi penerus mereka malah memilih kata "atau" di antara dua pilihan tersebut. Artinya, merdeka nggak tapi mati juga emoh. Jadilah kita bangsa berkarakter ganda. Berdaulat tapi terjajah, galak tapi mudah dikibulin, sopan tapi korup, pintar tapi hoby membodohi, alim tapi bermuka dua, humoris tapi sensitif saat diledek. Tanpa sadar, kita sesungguhnya memang menyukai segala hal yang berada di tengah-tengah. Apa mungkin ini berkaitan dengan posisi geografis negeri kita yang berjejer di sepanjang garis katulistiwa..?? Bisa jadi...!!
Bersambung..

No comments:

Post a Comment