Blogger Tricks

Wednesday, October 7, 2015

>>>KETAHANAN BUDAYA

     Eksistensi sebuah negara sangat bergantung pada ketahanan budaya. Budaya merupakan benteng ketahanan bangsa. Keragaman budaya nusantara adalah ciri khas negeri kita. Akan menjadi aneh jika budaya beraneka ragam tersebut justru berusaha untuk diseragamkan. Gejala penetrasi budaya luar yang berusaha mendikte dan menyeragamkan budaya nusantara patut diwaspadai. Meskipun menggunakan kedok agama, pengaruh budaya luar yang cenderung mengembangkan sikap intoleransi sangat berbahaya bagi persatuan dan kerukunan antar warga negara di republik tercinta.
     Budaya manusia memiliki ciri membangun dan merias. Di luar kedua hal ini maka sebuah kebudayaan akan menjurus pada kemerosotan jati diri kemanusiaan. Ia akan mendekati kodrat hewani. Hewan tak dikaruniai akal dan seni yang memadai, sehingga kemampuan untuk membangun dan merias hampir tidak ada. Budaya bar-bar jelas bukanlah karakter sejati manusia. Sebab untuk menjadi bar-bar tak memerlukan akal pikiran, apalagi seni. Perang adalah salah satu ciri hewani. Hewan tak bisa berdiplomasi. Mereka hanya mampu bertempur dan bersaing secara fisik. Jika peperangan masih saja menjadi pilihan favorit manusia, maka mungkin saja kemampuan berdiplomasi mereka telah pupus.
img.  Membangun dan merias
     Ketika sebuah kebudayaan mendikte manusia agar saling menyalahkan maka ciri membangun dan merias akan sulit dikembangkan. Energi habis terkuras hanya untuk berdebat dan mempertahankan pikiran dan pendapat masing-masing. Pancasila dirumuskan dengan cermat oleh para pendiri negeri agar dapat menjadi wadah bagi keragaman budaya dan adat istiadat tanah air, berbagai friksi oleh berbagai perbedaan bisa dikatakan mustahil. Bhinneka Tunggal Ika adalah perekat keragaman tersebut. Dengan ikatan persatuan yang kuat maka keragaman budaya nusantara akan menjadi aset penting dalam usaha membangun bangsa dan juga berguna untuk terus merias keindahan harmoni di dalamnya.
     Sangat disayangkan, budaya gotong royong yang menjadi ciri kearifan lokal nusantara beberapa dekade terakhir semakin terdegradasi oleh budaya persaingan individu. Karakter individualis mudah kita temukan, apalagi di tengah masyarakat perkotaan. Generasi tua dituntut untuk mengingatkan para generasi muda agar segera kembali pada jati diri dan budaya murni bangsa kita sendiri. Kehadiran media sosial saat ini bisa menjadi jembatan bagi usaha mengembangkan semangat kebersamaan tersebut. Munculnya berbagai komunitas sosial di dunia maya memberi angin segar bagi munculnya sikap untuk saling membantu dan bergotong royong dalam masyarakat.
     Kesadaran akan pentingnya menghargai dan merawat budaya kita sendiri perlu mendapat perhatian serius dari negara. Kerapuhan budaya dapat menjadi titik awal bagi menurunnya semangat kebangsaan. Serbuan budaya-budaya impor perlu diimbangi pula dengan memperkuat sendi-sendi ketahanan budaya tanah air. Promosi budaya tanpa henti hingga menggenjot produksi siaran TV dan film buatan anak bangsa sendiri menjadi sebuah keharusan jika kita tak ingin hanya menjadi penonton di negeri sendiri. Negara harus hadir dan terlibat aktif dalam perihal ketahanan budaya nusantara, demi eksistensi serta kejayaan negeri kita tercinta, sebuah negeri berjuta warna, Negara Kesatuan Republik Indonesia.
*****



No comments:

Post a Comment