Semakin banyak manusia tersesat oleh keyakinan bahwa segala sesuatu di
dunia ini dapat diselesaikan dengan Uang. Dalam banyak hal uang memang
menyelesaikan masalah KECUALI untuk hal-hal yang tidak bisa diperjualbelikan.
Adalah benar jika saat ini Keadilan juga sudah bisa dibeli, Kebenaran dapat
diperdagangkan, Cinta dan Sayang boleh digadaikan, Keyakinan telah ditukar
dengan tamparan segepok uang dan Kekuasaan bisa berteman akrab dengan Pemilik
Modal. Namun Keadilan, Kebenaran, Cinta, Keyakinan dan Kekuasaan yang bisa
diperjualbelikan sesungguhnya hanyalah Kehampaan.
Yang kalian beli tak lain adalah Keadilan sesaat, Kebenaran yang menipu,
Cinta palsu, Keyakinan prematur dan
Kekuasaan dengan taring yang siap memangsa diri anda sendiri.
Persahabatan yang terbeli akan segera pergi saat kebangkrutan
menghampiri, percintaan berdasarkan materi lenyap seketika bersamaan dengan
hilangnya kekayaan, kekuasaan jatuh dengan cepat tak lama setelah sumur keuangan mulai
mengering. Memperjualbelikan segala hal yang tidak semestinya diperdagangkan
adalah kesesatan yang NYATA.
Mengapa bangsa Indonesia bisa masuk dalam kelompok negara sebagai
bangsa terkorup di dunia? Mungkin salah satu jawabannya adalah kemahiran bangsa
kita dalam berdagang dan kenyataan bahwa kita adalah Negeri yang kaya dengan
sumber daya alamnya. Dengan strategi Jalan Pintas yang juga melekat pada kita maka tersebarlah
budaya korupsi merata di seluruh pelosok nusantara dengan mantra sakti “Uang harus
dibeli dengan Uang”.
Agar terkenal
dengan cepat seorang artis harus mengeluarkan segepok uang, untuk berkuasa
tanpa pengabdian seorang politikus hanya perlu menggelontorkan sejumlah dana,
untuk menambah pengikut sebuah Keyakinan tinggal menebar sumbangan gratis
kepada kaum papa. Namun, semua pengorbanan uang tadi pada akhirnya hanya akan
menuju pada satu titik, yaitu Kehampaan.
No comments:
Post a Comment