Planet bumi dikondisikan dengan begitu sempurna oleh Sang Pencipta agar menjadi sebuah ruang yang layak huni bagi seluruh makhluk hidup yang menempatinya termasuk manusia itu sendiri. Suhu bumi adalah salah satu kondisi sensitif yang sangat berpengaruh bagi kelayakan planet bumi sebagai tempat ideal untuk dihuni dan ditempati oleh umat manusia. Alam memiliki mekanisme sendiri untuk mempertahankan suhu idealnya sebagaimana tubuh merespon kenaikan suhu badan kita saat kepanasan maupun kedinginan.
img 01. Bumi dalam Tata Surya
Saat kepanasan tubuh mengeluarkan keringat di permukaan kulit yang membantu menurunkan suhu tubuh melalui proses penguapan yang terjadi. Ketika cuaca di sekitar menjadi dingin maka kulit akan mengkerut untuk mengecilkan pori-pori sehingga mampu mengurangi proses penguapan cairan dalam tubuh.
Bumi kita memiliki respon serupa ketika berusaha mempertahankan suhu permukaannya. Ketika permukaan bumi relatif panas maka penguapan air laut meningkat seiring dengan meningkatnya potensi awan hujan yang ada. Debit hujan akan menjadi lebih banyak dari biasanya agar sanggup mendinginkan permukaan daratan yang lebih panas dari biasanya. Gunung es di daerah kutub akan meleleh yang mengakibatkan naiknya ketinggian permukaan air laut. Akibatnya permukaan daratan di permukaan bumi sedikit-demi sedikit akan terus berkurang karena bentuk padatnya yang statis. Proses ini secara tidak langsung akan meningkatkan volume penguapan air laut disebabkan jumlah permukaannya yang semakin luas.
img 02. Gunung Es Mencair
Peningkatan suhu secara ilmiah hanyalah salah satu bentuk kehendak alam semesta. Perilaku menyimpang manusia dalam hubungan sejenis yang semakin luas dan dianggap sesuatu yang biasa dalam rangka menunaikan hak azasi manusia akan menjadi sebuah pembiaran bagi alam semesta untuk mengambil langkah atas kehendaknya sendiri. Anomali cuaca dan anomali perilaku adalah kombinasi yang sempurna untuk menyulut reaksi alam semesta. Sebagaimana telah diungkapkan oleh kitab-kitab suci yang ada dalam sejarah umat manusia terdahulu.
Dan manusia mau tak mau akhirnya harus menerima keputusan alam semesta dalam usaha untuk memperoleh keseimbangannya kembali; dengan kehendak, kekuatan, cara serta versinya sendiri.
No comments:
Post a Comment