Blogger Tricks

Friday, November 29, 2013

>>>GENERASI YANG HILANG (3)

Generasi yang hilang - 1  |  Generasi yang hilang - 2
     Dari pemaparan sebelumnya dapat kita temukan adanya sebuah “Lost Generation”, yaitu generasi yang seharusnya tampil ke panggung sejarah di sekitar tahun 1987. Kalau berpatokan pada usia Bung Karno saat membacakan proklamasi 1945 dalam usia 44 tahun, maka bisa ditafsirkan para pemuda yang seharusnya tampil ke panggung sejarah di tahun 1987 adalah mereka yang pada saat terjadi pembantaian massal akhir tahun 1960-an masih berusia 21 sampai 23-an tahun.
img01. Generasi Penerus
     Dapat terlihat sebuah alasan mengapa proses regenerasi tidak terjadi di sekitar tahun 1987. Para pemuda yang seharusnya menjadi tonggak penerus bangsa telah dimusnahkan dengan tuduhan sepihak dan dieksekusi tanpa melalui proses peradilan yang manusiawi. Sebahagian lainnya terjangkit depresi dan trauma mendalam akibat terlibat atau menyaksikan langsung proses pembantaian tersebut.
     Dengan asumsi tuduhan bahwa sekelompok orang telah membunuh para jenderal maka seluruh simpatisan dan anggota partai tertentu bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut adalah sebuah logika yang dalam agama apapun tidak akan bisa diterima. Terlebih lagi cerita-cerita di balik peristiwa Gestapu 1965 mengandung banyak kejanggalan sejarah, sehingga tuduhan akan adanya sebuah konspirasi menjadi masuk akal.
     Generasi yang hilang tersebut bisa juga terdiri dari para pelajar yang dikirim ke luar negeri oleh Bung Karno dalam usaha beliau melakukan transfer teknologi untuk industri perkapalan dan penerbangan serta industri-industri strategis lainnya. Para pelajar tersebut terjebak di luar negeri karena kondisi politik dalam negeri kita yang berantakan. Bahkan mereka akhirnya memutuskan untuk menetap di luar negeri untuk alasan yang bermacam-macam. Kemungkinan saat ini beberapa di antara mereka tergabung dalam Diaspora Indonesia, sebuah komunitas anak bangsa yang menetap di luar negeri.
     Para pemuda tunas bangsa di sekitar tahun 1965-1967 harus rela kehilangan momentum kebangsaan mereka oleh sebuah kekuatan eksternal namun menggunakan organ-organ internal bangsa mereka sendiri. Lalu berharap anak cucu merekalah nanti yang akan merebut kembali momentum tersebut. Sebuah momentum yang akhirnya terjadi di tahun 1998.
  

No comments:

Post a Comment