img01. Pohon Nuklir
Seberapa besarkah kekuatan senjata nuklir? Jawabannya, tak lebih kuat dari tekanan sebuah tombol. Pedang pun tak lebih hebat daripada pena seorang penulis. Lalu senjata apakah yang paling dahsyat di permukaan bumi ini...? Mungkin kedengaran aneh kalau jawabannya adalah pikiran.
Pikiran mengendalikan seluruh perilaku manusia. Pikiran pula yang membedakannya dari bangsa hewan. Manusia adalah hewan yang berpikir. Dan ketika manusia berhenti atau lupa berpikir, maka secara ilmiah ia hanyalah seekor hewan berwujud manusia. Namun, sehebat-hebatnya hewan terpandai ia takkan mampu menciptakan senjata pemusnah massal mengerikan. Seganas-ganasnya hewan pemangsa, mereka tak sampai memangsa lebih banyak dari kapasitas perut mereka. Sedangkan manusia lebih dari mampu untuk melakukannya.
Selain pikiran, dalam mengambil sebuah keputusan manusia juga dilengkapi dengan rasa atau insting. Insting manusia jauh berbeda dengan insting hewani. Namun demikian insting hewani masih tetap terpatri kuat dalam watak dasar manusia. Pikiran manusialah yang mengasah insting hewani tersebut menjadi insting yang lebih cerdas. Insting yang seharusnya lebih mempertegas eksistensi kemanusiaan seorang manusia.
Dalam kaitan ini, Bung Karno mempertentangkan kekuatan bom atom sekutu dengan kehebatan cita rasa seni bangsa Indonesia. Bung Karno jauh memandang dan menilai sosok di belakang peluncuran bom atom dan sosok manusia pelaku seni dalam diri bangsanya. Bom atom hanyalah benda mati tanpa daya. Manusia penggunanyalah yang bertanggungjawab atas kerusakan yang terjadi. Manusia dengan insting hewani.
img02. War and Peace
Bung Karno hanya membedakan antara sosok manusia perusak dan sosok manusia penopang. Seni adalah sebuah kekuatan penopang. Seni menopang hakikat keberadaan manusia di muka bumi. Seni memanusiakan manusia. Seni adalah senjata penakluk yang mampu menghentikan kehendak berperang dan saling menghancurkan dari insting hewani manusia. Seni menyehatkan pikiran dan menyegarkan rasa para penikmatnya. Terlebih penting lagi seni hanya bisa dinikmati dan dirasakan oleh makhluk bernama manusia.
No comments:
Post a Comment