Sila Persatuan
Indonesia adalah satu-satunya sila saat itu yang diyakini oleh Bung Karno mampu
membawa Indonesia ke arah kemerdekaan hingga masa kejayaannya. Bung Karno telah
lama menyadari bahwa Persatuan Indonesia adalah salah satu dasar tegaknya NKRI.
Hingga malam 1 Juni 1945 beliau bahkan belum bisa memastikan rumusan cikal
bakal keempat sila Pancasila lainnya, dan memohon kepada Sang
Pencipta untuk membantu "memikirkannya". Keberadaan keempat sila
selain sila Persatuan Indonesia (Nasionalisme) tersebut bisa dikatakan adalah
"wahyu" atas permohonan beliau di malam itu.
Persatuan
Indonesia menjadi faktor mutlak menuju Indonesia Raya disadari betul oleh Bung
Karno. Juga memahami bahwa seluruh faham yang masuk ke Indonesia dengan
sendirinya akan mengalami desakralisasi dan melebur
dalam jiwa keterbukaan serta keramahan masyarakat nusantara.Sehingga kebrutalan dan anarkisme faham
tertentu dipastikan akan lenyap dengan sendirinya berganti sikap toleransi serta jiwa kekeluargaan yang menopang persatuan.
Indonesia
adalah bangsa majemuk dan terpisah-pisah secara sosial maupun geografis. Oleh
karenanya, sinergi dari seluruh sumber daya yang ada mutlak diperlukan. Tanpa
sinergi, berbagai kekuatan yang ada justru akan melemahkan satu sama lain.Prinsipnya, Jika tak bisa berkontribusi
untuk persatuan, setidaknya kita tidak mengambil bagian pada perpecahan. Jika
belum mampu berbuat baik, paling tidak berjuanglah untuk tidak melakukan
kejahatan. Jika belum bisa move on, ada baiknya anda standby saja. Sebab mundur
selangkah akan fatal akibatnya saat anda membelakangi jurang. Gugur satu tak
tumbuh lagi jika yang tertinggal hanyalah PERSATUAN itu sendiri.
No comments:
Post a Comment