Suku Bugis pra Islam adalah masyarakat yang telah memiliki tatanan sosial, spiritual dan keagamaan sendiri. Secara umum masyarakat terkelompokkan ke dalam beberapa kasta. Raja dan bangsawan adalah kasta sosial tertinggi, di bawahnya ada golongan pendekar/tentara dan rakyat biasa. Golongan rakyat masih akan terbagi-bagi ke dalam beberapa kelompok profesi seperti petani, nelayan, pedagang, pandai besi, guru dan lain-lain.
img. Bissu Wa' Matang dan Puang Upe' |
Yang menarik, selain ketiga kasta utama tersebut masih ada satu kasta lagi yang secara sosial tidak begitu menunjukkan peran. Namun demikian, peranan mereka dalam segi spiritual dan psikologi warga sangat penting dan berpengaruh besar. Hal ini berkaitan dengan sukses atau tidaknya panen bagi petani, hasil tangkapan bagi nelayan serta kelancaran usaha untuk para pedagang dan pandai besi. Kasta ini juga dianggap lebih tinggi dari raja, sebab merekalah yang memberi petunjuk dan nasehat penting kepada raja dalam setiap pengambilan keputusan strategis. Jika dalam agama Hindu dikenal sebuah kasta bernama Brahmana, maka dalam masyarakat Bugis kasta ini dikenal dengan sebutan Bissu.
Kata bissu sendiri dalam bahasa Bugis memiliki arti bersih. Ada pula dugaan kata ini merupakan serapan dan padanan kata Bhiksu Budha (Juma Darmapoetra, 2014) mengingat peran Bissu dalam masyarakat Bugis memiliki kemiripan dengan fungsi pendeta Budha yang disebut Bhiksu. Sepintas, Bissu memang melakukan fungsi-fungsi kependetaan dalam masyarakat Bugis. Namun peran Bissu lebih dari sekedar peran kependetaan seperti dalam agama Budha dan Nasrani. Bissu adalah wakil atau perantara Dewata di tanah Bugis. Hanya komunitas Bissu yang diberi kemampuan untuk berkomunikasi baik secara langsung maupun lewat tanda-tanda alam kepada Sang Dewata. Mereka pulalah yang bertugas untuk mentralisir gangguan dan ancaman dari berbagai sumber malapetaka seperti bencana alam dan wabah penyakit.
Selain dikenal sebagai kasta tersendiri Bissu juga memiliki keunikan lain. Bissu adalah juga merupakan salah satu gender dari lima gender yang ada dalam struktur sosial suku Bugis. Laki-laki, perempuan, waria (calabai), prinita (calalai) adalah empat gender lainnya. Bissu merupakan kelompok di luar keempat gender tersebut. Ia bisa didefenisikan sebagai bukan wanita dan bukan pula pria.
Bersambung..
No comments:
Post a Comment