Bangsa yang cerdas tak mudah dibodohi. Sudah cerdaskah bangsa kita? Bergantung apakah kita merasa sudah tak bisa dibodohi dan dikadali lagi. Sayangnya, kita masih sering hanyut pada kehebohan media massa yang bagai menawarkan ekor kadal pada pemirsa. Para penonton terkesima pada atraksi ekor kadal dan lupa bahwa ia hanyalah ekor, bukan kadal sebenarya. Kita belum mampu mendeteksi issu utama di antara beragam bentuk-bentuk pengalihan issu.
Sebagian masyarakat ternyata masih sering latah, heboh, gagap, sensitif dan kagetan. Kesemuanya merupakan indikator bahwa bangsa kita masih berada dalam zona kecerdasan rendah. Kecerdasan yang memadai akan membuat sikap sebuah bangsa lebih matang dan dewasa. Ia tak akan mudah terpukau issu murahan. Ia juga lebih mampu mendeteksi pusat persoalan, lebih fokus pada solusi daripada mencari kambing hitam. Bangsa cerdas selalu mampu beradaptasi pada perubahan yang cepat.
Pendidikan adalah kunci kecerdasan. Setiap warga negara wajib mengambil peran di dalamnya. Media massa menjadi sarana paling efektif untuk hal ini. Selain cakupannya yang luas, indra visual merupakan pintu masuk informasi terbaik bagi manusia. Media massa memegang peranan sangat vital dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa.
Di lain pihak, media massa adalah bagian dari dunia industri. Kekuatan modal menjadi penentu. Lantas, siapakah orang-orang dan kekuatan modal yang berada di setiap institusi media tersebut? Jika ingin bersikap cerdas, mereka tak perlu kita anggap sebagai masalah. Bangsa kita hanya perlu dibekali kemampuan untuk memilah dan memilih tayangan bermanfaat. Sebab, industri tak akan pernah berdaya saat berhadapan dengan kekuatan pasar. Kekuatan kehendak dari para pemirsa, yakni sekumpulan rakyat itu sendiri.
No comments:
Post a Comment