Feodalis Modal, sebuah transformasi sistem feodal ke dalam sistem bisnis moderen. Kelompok kapitalis besar bersekutu membentuk kekuasaan bisnis yang feodalistik. Jika sistem feodal pada awalnya berdasarkan ikatan darah dan keturunan, maka Feodalis Modal membentuk ikatan berdasarkan hirarki bisnis otoriter sentralistik yang bersifat global dan tanpa batas.
Kaum Feodalis Modal menguasai sistem keuangan dan perbankan internasional. Mereka sanggup mengintervensi kebijakan-kebijakan strategis berbagai negara. Uang menjadi senjata andalan dalam mengakuisisi setiap rencana. Perusahaan multinasional merupakan lembaga aktif kaum Feodalis Modal. Bentuk hirarki ini disebut sebagai Korporatokrasi oleh John Perkins. Tingkat kebangsawanan bergantung pada posisi seseorang dalam struktur organisasi perusahaan-perusahaan multinasional tadi.
img. Feodalis Modal |
Seperti halnya struktur hirarki kemiliteran, Feodalis Modal membentuk organisasi mereka secara ketat dan penuh kontrol. Mereka meracik kombinasi berbagai kekuatan sosial, politik, keagamaan dan militer. Dengan kekuatan modal yang tangguh, berbagai skenario perebutan kekuasaan di setiap negeri dapat didominasi dengan mengaduk-aduk keempat sumber kekuatan pengendali massa tersebut.
Sebuah negeri hanya dapat berdiri teguh jika tingkat kesadaran para tokoh masyarakat, tokoh politik, pemuka agama dan pimpinan militer mereka cukup tinggi. Mereka wajib memiliki misi dan visi yang sama dalam mengantisipasi berbagai potensi ancaman baik dari dalam maupun luar negeri. Di sinilah letak pentingnya sebuah ideologi. Ideologi menjadi pagar terhadap pengaruh asing yang berusaha menguasai segenap sumber daya kita.
Feodalis modal mengalihkan sistem feodal tradisional ke dalam bentuk yang lebih simpel. Kepatuhan pada raja berganti kepatuhan pada pemilik modal. Dengan dalih investasi para penguasa modal mengambil alih sumber-sumber pendapatan ekonomi masyarakat. Mall menelan pasar tradisional, hotel menyingkirkan wisma dan penginapan kecil, restoran besar menggeser warung wong cilik. Negara yang diharapkan mampu melindungi warga lokal justru cenderung memilih bersikap kooperatif/berselingkuh dengan para pemodal besar. Alasannya? Apalagi kalau bukan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan masuknya para investor.
Raja dan Sultan kini harus tunduk pada kekuatan baru, Investor dan Birokrat negara. Feodalisme yang dikritik ternyata hanya berubah bentuk dan berganti baju. Celakanya, jika Raja dan Sultan masih mengakomodasi keberadaan Tuhan, maka kaum Feodalis Modal tak memberi tempat sedikitpun bagi kehadiran Tuhan. Sebab mereka memiliki tuhan sendiri. Tuhan itu bernama UANG..!!
Saat ini, masihkah ada yang lebih kuat dari uang? Jawabnya ada..!! Kalau bukan Tuhan, pastilah ia bernama CINTA..!!
*****
No comments:
Post a Comment