Blogger Tricks

Sunday, November 1, 2015

>>>BERHENTILAH MENJADI ROBOT - 2

Berhentilah Menjadi Robot - 1
     Patut disayangkan bahwa seorang presiden tak memiliki kewenangan dan pengaruh mutlak pada rakyatnya. Hal ini memudahkan kekuatan eksternal untuk mendikte atau memaksakan sebuah keinginan kepada Sang Presiden. Jika seorang presiden membangkang agenda internasional, dengan mudah rakyat dapat dimanipulasi dan dihasut untuk menjatuhkan Sang Presiden. Kedekatan presiden dan rakyat memiliki celah untuk dimanipulasi. Sukarno maupun Suharto serta presiden penerusnya telah dan akan mengalami hal-hal serupa. Presiden idealis dan tulus sangat berpotensi dibenci oleh rakyatnya sendiri. Apalagi jika rakyatnya cukup lugu dan bodoh untuk dihasut dan diprovokasi. Intinya, negeri demokratis relatif lebih mudah dikontrol secara robotik (remote control). Negara demokratis rawan untuk didikte oleh kekuatan eksternal. 
img.  Remote Control
     Pemerintahan monarki sedikit berbeda. Meskipun sistem monarki relatif kuat sebab terdapat ikatan psikologis yang cukup kuat antara raja dan rakyatnya, tetap saja kontrol secara robotik dapat diterapkan pada negeri-negeri berbentuk kerajaan. Bedanya, ia hanya bergantung pada sosok individu raja itu sendiri. Hasutan hanya mungkin masuk melalui orang-orang dekat di lingkungan istana, bukan pada massa rakyat.
     Akan sulit bagi Indonesia jika memiliki keinginan mengubah bentuk negaranya ke bentuk monarki. Keragaman kultur menjadi problem besar. Bentuk kerajaan hanya cocok bagi negeri bercorak homogen, seperti yang banyak dianut negara-negara berfaham keagamaan/keyakinan tertentu.
     Masalahnya kini bukan lagi pada apakah kita memilih bentuk monarki atau demokratis, melainkan apakah pemimpin kita masih mudah didikte oleh kekuatan luar atau tidak. Memilih membangkang pada kekuatan eksternal atau membangkang pada rakyat sendiri? Memilih menjadi robot yang mudah dikontrol atau tetap menjadi manusia dengan resiko akan dimusuhi oleh rakyat yang keblinger?
     Pemimpin yang memutuskan untuk tetap menjadi manusia namun akhirnya terpaksa jatuh dan digulingkan oleh rakyatnya sendiri, maka bisa jadi rakyatnyalah yang sedang berproses menjadi robot. Merekalah yang dikontrol oleh kekuatan eksternal sebagaimana terjadi pada era 1965. Karena itu, berhentilah menjadi robot, sebab hanya robot pulalah yang paling pantas memimpin para robot. Memangnya anda mau..??
     Kita sedang berada di bawah bayang-bayang kekuasaan para robot. Berhati-hatilah juga pada robot pelayan anda yang bernama smartphone itu..!! Jangan sampai ia lebih cerdas dari anda sendiri. Sadarlah bahwa manusia tercipta lebih mulia dari robot manapun.

***** 


No comments:

Post a Comment