Blogger Tricks

Thursday, January 7, 2016

>>>KEPENTINGAN ABADI - 3

Kepentingan Abadi  1  |  2    
Kita boleh sejenak menengok sejarah, bagaimana Bung Hatta dan Bung Karno adalah dua pribadi dengan karakter dan aliran politik yang cukup berbeda. Perang opini sering terjadi antara kaum PNI dan Partindo. Bung Karno yang ekstrofert, revolusioner dan sedikit reaktif sementara Bung Hatta lebih introfert, evolusioner dan adem. Bung Hatta lebih senang melangkah teratur dan bertahap sehingga nampak lebih lamban namun lebih memiliki target yang akurat. Bung Karno lebih suka melompat dan berteriak, mendorong dan mendobrak, berlari sekencang-kencangnya. Mereka berdua jauh berbeda, namun saat akan membacakan proklamasi 17 Agustus 1945 Bung Karno tetap ngotot untuk menunggu Bung Hatta yang saat itu terlambat hadir. Mereka dipersatukan oleh sebuah cita-cita mulia, sebuah kepentingan abadi, sebuah  kemerdekaan bagi seluruh rakyat Indonesia. Bung Karno dan Bung Hatta tetap mampu berdampingan sebagai dwitunggal selama lebih dari satu dekade, meskipun pusaran kekuasaan akhirnya harus memisahkan mereka berdua.

img.   Sukarno - Hatta
     Ternyata menemukan cara tepat untuk mencapai cita-cita kemerdekaan memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Dan jika membalikkan tapak tangan ternyata tak mudah, bagaimana jika kita coba mengubah cara pikir dan sudut pandang kita saja. Anggaplah saat ini telapak tangan anda menghadap ke bawah (tak nampak) dan "kepentingan abadi" saat ini adalah untuk melihat telapak tangan kita, maka yang harus dilakukan adalah, cukup angkat saja tangan anda sedikit lebih tinggi dari kepala. Tak perlu membalik tangan untuk mampu melihat telapak tangan anda sendiri, kan? Sudut pandang sangat menentukan hasil akhir yang ingin dicapai.
     Dunia politik adalah dunia penuh dinamika. Suatu saat "kepentingan abadi" sendirilah yang akan menentukan siapa kawan dan siapa lawan bagi dirinya. Sebab, tak ada kawan dan lawan abadi, yang ada hanyalah kepentingan abadi. Yang ada hanyalah fokus dan keinginan kuat. Fokus dan keinginan kuat untuk segera merealisasikan cita-cita kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Cita-cita mewujudkan sebuah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, se-lu-ruh  la-pi-san  rak-yat  In-do-ne-sia. Itulah Kepentingan Abadi kita semua.

*****

No comments:

Post a Comment