Blogger Tricks

Saturday, October 8, 2016

>>>CINTA berbasis DENDAM

     Dendam sudah terlanjur bermakna negatif. Dalam dunia yang hitam putih hampir setiap kata memiliki citra baik dan buruk. Untunglah manusia memiliki sebuah kata terkuat, terhebat dan terdahsyat yang bernama "KECUALI".
     Kata "NETRAL" sendiri bisa saja terbebas dari hukum baik buruk dalam dunia kata-kata makhluk sejarah bernama manusia. Namun, dalam prakteknya kata-kata "NETRAL" tak mampu melepaskan diri dari persepsi hitam putih dunia moderen. Dunia moderen memang ditopang oleh revolusi teknologi digital yang berbasis binary. Ya atau Tidak, Yes or No, Hitam atau Putih. 
     Dalam sistem demokrasi, warga yang memilih "NETRAL" dianggap mencederai demokrasi. Mereka anti demokrasi. Golongan Putih (Golput) yang mendominasi kelompok ini dipersepsikan sebagai orang-orang tak jelas yang tak punya pendirian. Kata "NETRAL" terbukti belum bisa mengukuhkan diri sebagai identitas netral sesungguhnya.  
img.  CINTA berbasis DENDAM
     IMAN dan DENDAM dikatakan tak mungkin bersatu dalam diri seseorang. Tentu saja logis dan sangat masuk akal saat kita melihatnya dari perspektif budaya hitam-putih, baik-jahat dan surga-neraka. Beda halnya jika kita mencoba memandang lewat cara pandang Nusantara. Cara leluhur kita memandang kehidupan. Seperti apa? Apakah ini yang sesungguhnya bernama Netral? 
     Entah mengapa kantor berita Indonesia itu bernama ANTARA. Mungkinkah ia berasal dari konsep dan filosofi netral, tak berpihak, selalu di tengah, selalu berada di antara dua kutub berseberangan? Apakah para bapak bangsa sengaja memberinya nama itu? Mungkin para sejarawan bisa membantu melacaknya. 
     Sejarah kelam berkali-kali terjadi di negeri ini. Sejak jaman Ken Arok hingga pembantaian PKI. Benang merahnya: Kuasa dan Dendam. Mengapa? Bukankah Kuasa dan Dendam tak harus selalu berakhir kelam? Apalagi pada sebuah negeri yang aslinya adalah bangsa ramah dan murah senyum? 
     Di negeri netral ini, dendam itu bisa didandani. Dendam bisa dipercantik. Caranya? Jadikanlah ia sebagai basis cintamu. Kalian mencintai negeri ini dilatarbelakangi dendam terhadap sejarah kelam masa lalu. Kalian berjanji tak akan, tak ingin dan tak pernah lagi menggores sejarah kelam bagi bangsa ini, sebab leluhur kalian sesungguhnya adalah bangsa PENCINTA.  
     Kalian boleh dendam pada kelamnya sejarah bangsa ini. Itulah wujud cintamu bagi Ibu Pertiwi. Itulah CINTA yang berbasis DENDAM. Mustahil? Tanyakan sendiri pada IMANmu..!!

***** 

No comments:

Post a Comment