“Bekal kami hanya dua, SEJARAH (Merah) dan HARAPAN (Putih). Hanya dengan dua bekal tersebut kami akan berpetualang..”. Ibarat layangan, sejarah adalah tambatan benang yang menjaga agar layangan tidak terbawa angin. Layangan adalah mimpi dan harapan yang digantungkan, dan sepanjang benang itulah kami akan berjalan dengan segala pahit dan getir kehidupan.
img. Bekal harus disiapkan |
Sejarah adalah siklus peradaban, akan terus berulang walaupun dengan pelaku dan cerita yang berbeda. Wayang dalam kebudayaan Jawa merupakan bahasa sederhana untuk menggambarkan pelaku-pelaku dan cerita dalam sejarah umat manusia. Setiap peradaban akan menampilkan cerita dan aktor-aktornya sendiri. Namun simbol-simbol di dalamnya pada hakekatnya adalah sama. Tarik-menarik, saling mengalahkan, saling mendominasi dan bentuk-bentuk kontradiksi lainnya merupakan bumbu kehidupan yang meletakkan jejak-jejak sejarah dalam setiap peradaban.
Sejarah Indonesia, pada beberapa penemuan arkeolog terakhir telah membuka kemungkinan-kemungkinan dugaan adanya sebuah peradaban maju peninggalan zaman prasejarah yang jejaknya tertimbun dalam bumi Indonesia. Ada yang menghubungkannya dengan sebutan “Benua Atlantis” yang hilang. Sebuah peradaban maju yang lenyap dalam seketika oleh sebuah bencana maha dahsyat.
Namun demikian sejarah tinggallah sejarah, tidak berarti apa-apa tanpa tali yang menghubungkannya ke masa depan. Sebuah harapan akan dunia yang tenteram, stabil dan berkesinambungan akan menjadi satu sisi lain untuk merentangkan benang kehidupan yang berasal dari sejarah-sejarah masa lampau. Indonesia tak luput menjadi salah satu aktor dalam lakon saat ini. Dari sejarahnya yang panjang dan berliku maka sejatinya Indonesia bisa menempatkan diri menjadi Aktor pemeran Utama dalam hikayat yang sedang berlangsung. Jam terbang dalam rentang waktu begitu lama adalah modal utamanya.
No comments:
Post a Comment