Emas adalah salah satu unsur utama dalam ilmu kimia. Jelas, ia adalah perwujudan sebuah energi. Massa dan beratnya jelas bisa diukur. Konsistensi? Semua unsur alam sudah pasti konsisten. Daya tahannya pun sama, unsur tak bisa lagi diurai. Ia abadi.
Uang? Uang memang wujud energi. Ia adalah kombinasi beberapa unsur alam yang dibentuk sesuai standar yang diinginkan. Mengukurnya? Wah ini sulit. Uang itu memiliki nilai nominal yang dianggap mewakili wujud energi. Belum lagi mata uang setiap negara berbeda-beda. Dan, nilai tukar yang fluktuatif membuat nilai selembar uang bisa naik dan turun dalam waktu singkat. Tak beda jauh dengan pasang surut air laut.
img. Koin Emas |
Konsistensi? Dari penjelasan di atas sudah jelas, No! Daya tahan? Bahan uang yang berupa kertas bukanlah unsur alam. Ia tak abadi. Namun begitu, toh manusia moderen tetap sepakat bahwa uang adalah segalanya. Bahkan Tuhan pun dinomorduakan, atau malah dianggap tak ada. Yang ada hanyalah uang, hanya uanglah yang eksis, bukan Tuhan.
Waktu berlalu, uang yang pada awalnya hanya mewakili nilai energi alam, kini bertransformasi menjadi energi itu sendiri. Kita lupa bahwa hukum kekekalan energi tak pernah habis masa berlakunya. Saat uang telah berubah ke bentuk digital maka siapakah kini yang bisa membedakan antara uang asli dan palsu? Bisakah hukum kekekalan energi itu dikelabui?
Seorang penjual buah menerima uang dari pembeli, maka nilai uang tersebut mewakili jumlah energi alam dalam buah. Uang tadi disetor ke bank oleh si penjual buah. Uang bercampur dengan uang lain yang mewakili energi alam berbeda. Sampai di sini semuanya tampak normal. Hingga suatu saat seseorang berinisiatif mencetak uang palsu atau melakukan rekayasa data keuangan, maka terciptalah yang disebut sebagai energi kosong/maya.
Uang atau nilai sejumlah uang yang tak berasal atau tak mewakili energi semesta tentu saja tak bisa dianggap telah menambah jumlah energi alam semesta, sebab energi adalah kekal dan konstan. Masalah terpelik bagi manusia moderen adalah bagaimana menentukan apakah uang di tangan saat ini benar-benar uang yang memiliki nilai energi alam semesta atau tidak? Apakah istilah "uang panas" bisa menjelaskan persoalan tersebut?
Keaslian uang semakin sulit dideteksi. Dan saat uang sudah bertransformasi dalam bentuk digital maka adakah jalan bagi orang awam untuk bisa menentukan keaslian uang tersebut? Kemudahan transaksi yang ditawarkan teknologi moderen rupanya disertai juga semakin rentannya pemalsuan uang. Uang tak lagi nyata.
Ketika sebuah Kekuasaan berjubah Kehormatan yang ternyata hanya berawal dari transaksi Uang, maka ia akan segera berhadapan dengan hukum kepastian alam, Hukum Kekekalan Energi. Alam akan menguji seberapa jauh Kekuasaan itu bisa bertahan dari keniscayaan hukum alam. Semesta akan memilih apakah MRP atau DMJ yang layak bertahan. Alam akan menyeleksi apakah Kapitalisme atau Pancasila yang akan berdiri paling akhir.
*****
No comments:
Post a Comment